Langsung ke konten utama

MANFAAT KATALOG DULU DAN KINI


MANFAAT KATALOG DULU DAN KINI

Oleh:


Ni Ketut Ayu Nirmala Dewi


1712312001


Program Studi D3 Perpustakaan FISIP Universitas Udayana



ABSTRAK


            Tujuan penulisan paper yang berjudul manfaat katalog dari dulu hingga kini adalah agar dapat menambah wawasan penulis dan juga pembaca dalam memahami manfaat katalog dengan baik. Dalam paper ini telah di jelaskan mengenai pengertian katalog, tujuan katalog dan fungsi katalog. Dalam paper ini  manfaat katalog dari dulu hingga kini juga telah dijelaskan. Selain itu dalam paper ini juga telah dipaparkan mengenai perkembangan dan perubahan katalog yang pada awalnya katalog ini berbentuk buku dan dengan seiring perkembangan teknologi informasi serta perubahan perilaku pencari informasi para penggunanya (information seeking behavior) katalog buku kemudian berkembang menjadi katalog kartu hingga OPAC (Online Public Access Catalog).
Kata Kunci: Katalog, Bentuk Katalog, Manfaat Katalog Dulu dan Kini

Latar Belakang
            Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan hidup kedepannya.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tat susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.
            Di dalam sebuah perpustakaan pastinya terdapat berbagai macam koleksi. Tidak hanya terdapat koleksi yang tercetak seperti buku, koran, majalah dan jurnal saja akan tetapi juga memiliki koleksi dalam bentuk lektronik seperti e-book, CD-ROM, dan lain-lain. Sebagai penyedia informasi perpustakaan pustakawan dituntut untuk mampu melayani pemustaka dengan waktu yang relatif cepat untuk memberikan kepuasan layanan bagi pemustaka. Dengan memperhatikan jumlah koleksi di perpustakaan yang begitu banyak dan dengan bentuk yang berbeda pula serta tuntutan dari pemustaka (user) yang menginginkan efisiensi waktu yang relatif cepat, maka perpustakaan membutuhkan suatu sistem temu kembali informasi atau bisa disebut dengan retrieval system yang akan memudahkan para pemustaka (user) dan juga pengelola informasi (Pustakawan) dalam menemukan kembali informasi yang dibutuhkan. Sistem temu kembali tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan alat temu kembali (retrieval tool) yang berupa katalog atau indeks yang akan membantu pemustaka (user) dan juga pengelola (Pustakawan) untuk dapat menemukan koleksi atau informasi yang dibutuhkan. Katalog berasal dari bahasa latin catalogus” yang berarti daftar, dalam pengertian umum katalog diartikan sebagai daftar nama-nama, judul dan barang-barang. Dalam sejarah kepustakawanan, katalogisasi atau pengkatalogan (cataloguing, catalogieseren) merupakan keterampilan yang sudah dimiliki sejak berabad-abad lamanya, sebagai senarai inventaris.

Pengertian Katalog
            Katalog berasal dari bahasa latin “catalogus” yang berarti daftar, dalam pengertian umum katalog diartikan sebagai daftar nama-nama, judul dan barang-barang. Dalam sejarah kepustakawanan, katalogisasi atau pengkatalogan (cataloguing, catalogieseren) merupakan keterampilan yang sudah dimiliki sejak berabad-abad lamanya, sebagai senarai inventaris.Dalam dunia perpustakaan katalog diartikan sebagai  daftar berbagai jenis koleksi, dapat berupa buku yang dibuat menurut sistem atau cara tertentu, secara alfabetis maupun secara sistematis untuk memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan pemustaka (user) maupun oleh petugas perpustakaan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001)  : katalog merupakan secarik kartu, daftar atau buku yang memuat nama benda atau informasi tertentu yang ingin disampaikan, disusun secara berurutan, teratur dan alfabetis: kartu membantu memudahkan orang mencari buku di perpustakaan; berkas katalog yang dibuat pada slip kertas yang diikat di jilid berkas untuk memungkinkan adanya penyisipan bahan baru yang tepat susunannya.  Katalog juga merupakan gambaran dari fisik sebuah dokumen. Hasil pokok dari kegiatan katalogisasi adalah penyusunan dari bahan pustaka dan pemeliharaan katalog yang memberikan akses utama kepada koleksi
            Katalog perpustakaan adalah daftar semua bahan pustaka (buku, majalah,  kartografi, kaset, keping CD dan lain-lain) yang ada di perpustakaan dengan dilengkapi oleh semua cantuman bibliografis sesuai dengan sistem yang telah ditentukan pada katalog untuk semua jenis bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Hal ini diharapkan dapat membantu Pemustaka (user) maupun Pengelola (Pustakawan) untuk menemukan kembali bahan pustaka yang diperlukan dengan cepat dan tepat.  Katalogisasi atau pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek. Jadi katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog. Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan wakil ringkas dokumen (condensed representations) atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu kembali, agar dokumen yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat.

Bentuk Katalog Perpustakaan 
            Bentuk katalog yang digunakan di perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang (online) muncul, telah dikenal berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling umum digunakan ialah katalog kartu (Horgan 1994, 2). Katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk mikro (microform catalog), katalog komputer terpasang (online computer catalog)  (Taylor 1992, 8).  Katalog berbentuk buku telah lama digunakan di perpustakaan, katalog tersebut sering juga disebut katalog tercetak (printed catalog). Keuntungan dari katalog berbentuk buku ialah dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan, dapat diletakkan pada berbagai tempat, dan mudah disebarluaskan ke perpustakaan lain. Entri pada katalog berbentuk buku dapat ditemukan dengan cepat, mudah menyimpannya, mudah menanganinya, bentuknya ringkas dan rapi. Kelemahan dari katalog berbentuk buku ialah cepat usang atau ketinggalan jaman. Hal itu terjadi karena setiap kali perpustakaan memperoleh buku baru, berarti katalog sebelumnya harus diperbaharui kembali, atau setidak-tidaknya membuat suplemen.
            Dengan demikian, katalog berbentuk buku ini tidak luwes. Biaya pembuatan katalog berbentuk buku cenderung lebih mahal, karena bentuk dan jumlah cantumannya sering berubah. Karena biaya membuat katalog berbentuk buku cenderung mahal, dan cepat usang, maka perpustakaan meninggalkannya dan kemudian secara bertahap beralih ke bentuk katalog yang lain, terutama katalog kartu.   Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu disusun secara sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak digunakan pada berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hingga saat ini. Keuntungan dari katalog kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada. Penggunaan katalog kartu tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya terputusnya aliran listrik, dan kemungkinan rusak sangat kecil terkecuali jika perpustakaan terbakar. Kelemahannya ialah satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pengguna sering harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang sama. Sulit menggunakannya jika berada pada jumlah yang besar, karena harus memilah-milah jajaran kartu sesuai urutan indeksnya.  Bentuk fisik katalog perpustakaan lainnya ialah katalog berbentuk mikro. Katalog berbentuk mikro semakin terkenal sejalan dengan pengembangan computeroutput microform (COM). COM dibuat pada salah satu bentuk microfilm atau microfiche. Katalog dalam bentuk mikro lebih murah dibanding dengan katalog berbentuk buku, dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah dari pada katalog kartu. Bentuknya ringkas dan mudah menyimpannya. Namun di sisi lain, banyak pelanggan menemukan versi microfiche yang tidak menyenangkan digunakan (Taylor 1992, 11).  Katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut dengan online public access catalogue (OPAC), adalah bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumlah perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan di berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan di perpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling luwes (flexible) dan paling mutakhir (Taylor 1992, 11).
 
Bentuk Fisik Katalog
            Horgan mengatakan bahwa bentuk katalog yang digunakan di perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang (online) muncul, telah dikenal berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling umum digunakan ialah katalog kartu. Sedangkan menurut Tylor, katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk mikro (microform catalog), katalog komputer terpasang (online komputer catalog).
  1. Katalog bentuk buku merupakan katalog yang tersusun dalam 1 buku. Disebut juga katalog tercetak dan merupakan bentuk katalog yang paling kuno. Katalog bentuk buku memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah digunakan, dapat di bawa ke mana-mana, dan digandakan dengan mudah. Kerugiannya adalah, sekali dijilid, maka katalog buku menjadi usang, karena tambahan buku tidak dapat disisipkan ke entri yang sudah ada.
  2. Katalog Berkas atau album dalam bahasa inggris  disebut sheaf catalogue merupakan kumpulan kartu yang dijilid menjadi satu menjadi buku atau album.Keuntungannya adalah mudah digunakan, pengguna dapat menggunakan katalog berkas yang berbeda-beda. Sedangkan kerugiannya adalah sekali adanya penambahan harus membongkar berkas, cenderung mudah hilang karena bentuknya lebih kecil dari pada katalog buku.
  3. Katalog Kartu adalah Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografisnya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Keuntungan katalog berbentuk kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada. Kelemahannya adalah satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pemustaka sering harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang sama.
  4. Katalog Cetak merupakan proses Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru.
  5. Katalog COM (Computer Output Microform) dibuat pada salah satu bentuk microfilm atau microfishe. Katalog dalam bentuk mikro ini relative lebih murah jika dibandingkan dengan katalog dalam bentuk buku, dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah daripada katalog kartu. Disisi lain, banyak pelanggan menemukan versi microfiche yang tidak menyenangkan digunakan. (Taylor, 1992 dalam Hasugian, 2009).
  6. Katalog CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory) adalah katalog yang dikemas dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer.
  7. OPAC (Online Public Access Catalog) adalah Katalog yang tersimpan di komputer, dapat diakses dari berbagai titik atau lokasi selama titik/lokasi tersebut tergabung dalam jaringan internet. Menurut Hermanto (2007) OPAC banyak di gunakan pada berbagai perpustakaan karena memiliki berbagai keuntungan diantaranya :
    1. Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
    2. Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu
    3. Jajaran tertentu tidak perlu di-file
    4. Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan sekaligus
    5. Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas

Fungsi Katalog

Charles Ammi Cutter menyebutkan tiga fungsi katalog yaitu :
-          Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui dari pengarang, judul atau subyeknya.
-           Menunjukkan apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu, pada subyek tertentu, dalam jenis literatur tertentu.
-          Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan topik)
            Fungsi tersebut dikemukakan oleh Cutter lebih dari 100 tahun yang lalu, namun sampai saat ini masih sangat relevan tentunya dengan beberapa penyesuaian seperti istilah buku sebaiknya diganti dengan istilah koleksi. Sedangkan untuk katalog induk mempunyai fungsi tambahan antara lain mempermudah penyalinan katalog (copy cataloguing), mendukung pengawasan bibliografi (bibliographic control), dan menopang silang layan (inter library loan).
Qalyubi dkk (2007) menyebutkan fungsi katalog adalah sebagai berikut :
a.     Mencatat karya seseorang pada tajuk yang sama.
b.    Menyusun entri pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk yang sama.
c.     Mencatat semua judul bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
d.    Menunjukkan rujukan silang (cross reference) dari beberapa istilah atau nama-nama yang sama yang digunakan sebagai tajuk.
e.     Memberikan petunjuk letak/lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan. memberikan uraian tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan sehingga pengguna perpustakaan (user) dapat memperoleh informasi yang lengkap tentag karya itu.


 Katalog Manual (Katalog Dulu)

                     Gates menyatakan bahwa, katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik,subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini menjelaskan apa yang menjad ientri dari suatu katalog. Katalog memuat informasi deskriptif mengenai berbagai hal,seperti pengarang, judul, penerbit dan sebagainya. Dengan perkataan lain, pada suatu katalog dicacat sejumlah informasi bibliografis dari suatu dokumen atau bahan pustaka.Menurut Sulistyo Basuki, katalog manual terdiri dari tiga jenis yaitu katalog kartu, katalog buku, dan katalog berkas. Berikut adalah pengertian dari masing-masing katalog manual tersebut.Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu disusun secara sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak digunakan pada berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hingga saat ini.Katalog buku adalah katalog tercetak atau katalog buku berbasis cetakan komputer. Pada katalog buku terdapat sejumlah entri yang tercetak pada setiap halaman. Dengan demikian katalog bentuk buku dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan.Katalog berkas adalah kumpulan kertas atau kartu dalam bentuk selembar kertas berukuran 7.5 x 12.5 cm atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data katalog. Pada bagian kiri diberi lubang, kemudian diikat atau dijilid. Pada bagian depan dan belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung. Setiap berkas dapat membuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjilid kemudian disusun menurut nomor berkas.


      Katalog Online ( Katalog Kini )

                 Katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut dengan online public access catalogue (OPAC), adalah bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumlah perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan di berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan di perpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling luwes( flexible) dan paling mutakhir.Istilah baku untuk online public access catalogue (OPAC) dalam bahasa Indonesia, hingga saat ini belum terumuskan dengan pasti. Ada perpustakaan yang menyebutnya dengan istilah katalog online atau katalog terpasang, dan ada juga yang tetap menyebutnya dengan OPAC. Selain itu, ada juga perpustakaan yangmenyebutnya dengan Katalog Akses Umum Talian, disingkat  KAUT.OPAC juga bisa diartikan sebagai suatu pangkalan data koleksi perpustakaan tertentu. OPAC menyediakan akses secara on line tentang koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata kunci sebagaimana biasa dilakukan pada katalog normal. Melalui OPAC, pengguna dapat mengetahui judul, subjek, eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan


Manfaat Katalog Dulu dan Kini

1.   Katalog Dulu atau Katalog Manual
a.     Praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru diperpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada
b.    Tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya terputusnya aliran listrik
c.     Kemungkinan rusak sangat kecil terkecuali jika perpustakaan terbakar
d.    Dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan
e.     Dapat diletakkan pada berbagai tempat
f.     Mudah disebarluaskan ke perpustakaan lain
g.    Entri pada katalog berbentuk buku dapat ditemukan dengan cepat
h.     Mudah menyimpannya
i.      Mudah menanganinya

2.   Katalog Kini atau Online

a.    Cantuman bibliografi pada OPAC dapat ditelusur dalam berbagai cara dan dapat ditampilkan pada berbagai bentuk format tampilan, sedangkan pada katalog kartu hal itu tidak mungkin
b.    OPAC dapat memberi reaksi dan merespon pengguna dalam suatu cara yang cerdas.
c.     Menghemat waktu
d.    Dapat diakses melalui terminal pada tempat yang berbeda dari dalam atau dari luar gedung perpustakaan, melalui local area networks (LAN) dan wide area networks (WAN)
e.    Bantuan temu balik (retrieval aids)
f.     Bantuan bahasa (linguistic aids)
g.    Bantuan menjelajah (navigational aids)
h.     Bantuan arti kata (semantic aids)


Kesimpulan

            Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa katalog pertama kali dipakai oleh tantara angkatan laut amerika dan kemudian diadopsi oleh departemen keuangan hingga saat ini secara luas digunakan di hampir semua Negara di dunia termasuk Indonesia. Ketika perkembangan teknologi yang semakin cepat, perkembangan katalog juga mengikuti sesuai perkembangan teknologi. Dilihat dari manfaat katalog didalam perpustakaan itu sendiri bertujuan untuk memudahkan pemustaka (user) dalam mencari koleksi buku-buku di perpustakaan.

Daftar Pustaka
-         Shakkel muhamad zayyan subekti. Sejarah katalogisasi. Diakses 11 Februari 2018. http://katalogisasi.blogspot.co.id/2010/11/sejarah-katalogisasi.html

-       Nikiartha. 2013. Katalog Online. Diakses pada 12 Februari 2018. https://nikiartha.wordpress.com/2013/01/19/katalog-online/

-        Donyprisma. (2009,April). Katalog Perpustakaan.Diakses 12 Februari 2018 https://donyprisma.wordpress.com/2012/06/30/katalog-perpustakaan/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi Perpustakaan

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KLASFIKASI PERPUSTAKAAN Oleh: Ni Ketut Ayu Nirmala Dewi 1712312001 Program Studi D3 Perpustakaan FISIP Universitas Udayana ABSTRAK             Tujuan penulisan paper yang berjudul Sejarah dan Perkembangan Klasifikasi Perpustakaan adalah agar dapat menambah wawasan penulis dan juga pembaca dalam memahami sejarah dan perkembangan klasifikasi perpustakaan. Dalam paper ini telah dipaparkan mengenai pengertian klasifikasi, tujuan klasifikasi, dan sejarah klasifikasi perpustakaan. Klasifikasi adalah sebuah kegiatan mengumpulkan atau memilah suatu benda ke dalam kelompok-kelompok yang telah ada. Kegiatan klasifikasi memiliki tujuan agar benda-benda yang ada menjadi lebih rapi dan tersusun. Kegiatan klasifikasi ini juga sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Pada perkembangannya klasifikasi pertama kali di ciptakan dalam bidang ilmu sains, lalu di contoh oleh bidang perpustakaan dalam hal kla...

Analisis Subjek Buku

ANALISIS SUBJEK BUKU Oleh: Ni Ketut Ayu Nirmala Dewi 1712312001 Program Studi D3 Perpustakaan FISIP Universitas Udayana ABSTRAK             Tujuan penulisan paper ini adalah untuk menambah wawasan pembaca dan penulis mengenai analisis subjek. Dalam paper ini telah dipaparkan mengenai pengertian analisis subjek yang merupakan langkah awal dalam kegiatan klasifikasi yaitu proses meneliti, mengkaji, dan menyimpulkan isi yang dibahas dalam bahan pustaka. Selain itu, dalam paper ini telah dijelaskan pula jenis konsep yang meliputi disiplin ilmu, fenomena, dan bentuk. Selain itu pula dalam paper ini juga dijelaskan mengenai jenis subjek yang meliputi subjek dasar, subjek sederhana, subjek majemuk dan subjek kompleks. Kata Kunci : Analisis Subjek, Jenis Konsep, Jenis Subjek Latar Belakang             Perpustakaan merupakan pintu gerbang pengetahuan, m...

Kisah Pendidikan Di Ujung Indonesia

Video yang berjudul “Kisah Pendidikan Di Ujung Indonesia” ini mengisahkan tentang seorang petualang yang datang ke wilayah perbatasan paling ujung di Indonesia yaitu Desa Raut , Dusun Masa Selangai , Kecamatan Sekayam, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Di dalam Video yang berdurasi 5:26 menit ini, sang petualang disambut langsung oleh para pecinta alam di kabupaten sekayam yang bernama “Sahabat Alam Sekayam”.  Mereka adalah kumpulan orang yang sangat mencintai alam Indonesia. Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, team dari reviens tv meliput kegiatan mereka pada saat melaksanakan bakti sosial dan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar mengenai arti pentingnya pendidikan. Salah seorang anggota pecinta alam, yang sempat diwawancarai, menuturkan keprihatinannya mengenai pendidikan generasi muda di daerah perbatasan. Dari segi content, Video ini sangatlah mengispirasi generasi muda untuk dapat berjuang dan melakukan sesuatu yang d...