MANFAAT KATALOG DULU DAN KINI
Oleh:
Ni Ketut Ayu Nirmala Dewi
1712312001
Program Studi D3 Perpustakaan FISIP Universitas Udayana
ABSTRAK
Tujuan penulisan paper yang berjudul
manfaat katalog dari dulu hingga kini adalah agar dapat menambah wawasan
penulis dan juga pembaca dalam memahami manfaat katalog dengan baik. Dalam
paper ini telah di jelaskan mengenai pengertian katalog, tujuan katalog dan
fungsi katalog. Dalam paper ini manfaat
katalog dari dulu hingga kini juga telah dijelaskan. Selain itu dalam paper ini
juga telah dipaparkan mengenai perkembangan dan perubahan katalog yang pada
awalnya katalog ini berbentuk buku dan dengan seiring perkembangan teknologi
informasi serta perubahan perilaku pencari informasi para penggunanya
(information seeking behavior) katalog buku kemudian berkembang menjadi katalog
kartu hingga OPAC (Online Public Access Catalog).
Kata Kunci: Katalog, Bentuk Katalog, Manfaat Katalog
Dulu dan Kini
Latar Belakang
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa.
Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap
orang agar bisa menjawab tantangan hidup kedepannya.Untuk memperoleh
pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya melalui
perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita
peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui
perpustakaan.
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung,
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan
lainnya yang biasanya disimpan menurut tat susunan tertentu untuk digunakan
pembaca, bukan untuk dijual.
Di dalam sebuah perpustakaan
pastinya terdapat berbagai macam koleksi. Tidak hanya terdapat koleksi yang
tercetak seperti buku, koran, majalah dan jurnal saja akan tetapi juga memiliki
koleksi dalam bentuk lektronik seperti e-book, CD-ROM, dan lain-lain. Sebagai
penyedia informasi perpustakaan pustakawan dituntut untuk mampu melayani
pemustaka dengan waktu yang relatif cepat untuk memberikan kepuasan layanan
bagi pemustaka. Dengan memperhatikan jumlah koleksi di perpustakaan yang begitu
banyak dan dengan bentuk yang berbeda pula serta tuntutan dari pemustaka (user)
yang menginginkan efisiensi waktu yang relatif cepat, maka perpustakaan
membutuhkan suatu sistem temu kembali informasi atau bisa disebut dengan retrieval
system yang akan memudahkan para pemustaka (user) dan juga pengelola
informasi (Pustakawan) dalam menemukan kembali informasi yang dibutuhkan. Sistem
temu kembali tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan alat temu
kembali (retrieval tool) yang berupa katalog atau indeks yang akan
membantu pemustaka (user) dan juga pengelola (Pustakawan) untuk
dapat menemukan koleksi atau informasi yang dibutuhkan. Katalog berasal dari bahasa latin “catalogus” yang berarti daftar, dalam
pengertian umum katalog diartikan sebagai daftar nama-nama, judul dan barang-barang.
Dalam sejarah kepustakawanan, katalogisasi atau pengkatalogan (cataloguing,
catalogieseren) merupakan keterampilan yang sudah dimiliki sejak berabad-abad
lamanya, sebagai senarai inventaris.
Pengertian Katalog
Katalog berasal dari bahasa latin “catalogus” yang berarti daftar, dalam
pengertian umum katalog diartikan sebagai daftar nama-nama, judul dan
barang-barang. Dalam sejarah kepustakawanan, katalogisasi atau pengkatalogan (cataloguing, catalogieseren)
merupakan keterampilan yang sudah dimiliki sejak berabad-abad lamanya, sebagai
senarai inventaris.Dalam dunia perpustakaan katalog diartikan sebagai
daftar berbagai jenis koleksi, dapat berupa buku yang dibuat menurut
sistem atau cara tertentu, secara alfabetis maupun secara sistematis untuk
memudahkan penemuan kembali bahan pustaka yang dibutuhkan pemustaka (user) maupun oleh petugas
perpustakaan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) : katalog merupakan secarik kartu, daftar atau buku
yang memuat nama benda atau informasi tertentu yang ingin disampaikan, disusun
secara berurutan, teratur dan alfabetis: kartu membantu memudahkan orang
mencari buku di perpustakaan; berkas katalog yang dibuat pada slip kertas yang
diikat di jilid berkas untuk memungkinkan adanya penyisipan bahan baru yang
tepat susunannya. Katalog juga merupakan gambaran dari fisik sebuah
dokumen. Hasil pokok dari kegiatan katalogisasi adalah penyusunan dari bahan
pustaka dan pemeliharaan katalog yang memberikan akses utama kepada koleksi
Katalog perpustakaan adalah daftar
semua bahan pustaka (buku,
majalah, kartografi, kaset, keping CD dan lain-lain) yang ada di
perpustakaan dengan dilengkapi oleh semua cantuman bibliografis sesuai dengan
sistem yang telah ditentukan pada katalog untuk semua jenis bahan pustaka yang
dimiliki perpustakaan. Hal ini diharapkan dapat membantu Pemustaka (user) maupun Pengelola
(Pustakawan) untuk menemukan kembali bahan pustaka yang diperlukan dengan cepat
dan tepat. Katalogisasi atau
pengatalogan adalah proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan
data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi
intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek. Jadi
katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan
dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka
terekam menjadi katalog. Pengatalogan adalah kegiatan menyiapkan pembuatan
wakil ringkas dokumen (condensed
representations) atau katalog, untuk digunakan sebagai sarana temu
kembali, agar dokumen yang dicari dapat ditemukan dengan cepat dan tepat.
Bentuk Katalog Perpustakaan
Bentuk katalog yang digunakan di
perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog
perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang
(online) muncul, telah dikenal berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk
yang paling umum digunakan ialah katalog kartu (Horgan 1994, 2). Katalog
perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara
lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berbentuk kartu (card
catalog), katalog berbentuk mikro (microform catalog), katalog komputer
terpasang (online computer catalog) (Taylor
1992, 8). Katalog berbentuk buku telah
lama digunakan di perpustakaan, katalog tersebut sering juga disebut katalog
tercetak (printed catalog). Keuntungan dari katalog berbentuk buku ialah dapat
dicetak sesuai dengan kebutuhan, dapat diletakkan pada berbagai tempat, dan
mudah disebarluaskan ke perpustakaan lain. Entri pada katalog berbentuk buku
dapat ditemukan dengan cepat, mudah menyimpannya, mudah menanganinya, bentuknya
ringkas dan rapi. Kelemahan dari katalog berbentuk buku ialah cepat usang atau
ketinggalan jaman. Hal itu terjadi karena setiap kali perpustakaan memperoleh
buku baru, berarti katalog sebelumnya harus diperbaharui kembali, atau
setidak-tidaknya membuat suplemen.
Dengan demikian, katalog berbentuk
buku ini tidak luwes. Biaya pembuatan katalog berbentuk buku cenderung lebih
mahal, karena bentuk dan jumlah cantumannya sering berubah. Karena biaya
membuat katalog berbentuk buku cenderung mahal, dan cepat usang, maka
perpustakaan meninggalkannya dan kemudian secara bertahap beralih ke bentuk
katalog yang lain, terutama katalog kartu.
Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi
bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu
disusun secara sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak
digunakan pada berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hingga saat ini.
Keuntungan dari katalog kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali
penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena
entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada. Penggunaan katalog
kartu tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya terputusnya aliran listrik, dan
kemungkinan rusak sangat kecil terkecuali jika perpustakaan terbakar.
Kelemahannya ialah satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja,
sehingga pengguna sering harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan
penelusuran melalui entri yang sama. Sulit menggunakannya jika berada pada
jumlah yang besar, karena harus memilah-milah jajaran kartu sesuai urutan
indeksnya. Bentuk fisik katalog
perpustakaan lainnya ialah katalog berbentuk mikro. Katalog berbentuk mikro
semakin terkenal sejalan dengan pengembangan computeroutput microform (COM).
COM dibuat pada salah satu bentuk microfilm atau microfiche. Katalog dalam
bentuk mikro lebih murah dibanding dengan katalog berbentuk buku, dan terbukti
bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah dari pada katalog kartu. Bentuknya
ringkas dan mudah menyimpannya. Namun di sisi lain, banyak pelanggan menemukan
versi microfiche yang tidak menyenangkan digunakan (Taylor 1992, 11). Katalog komputer terpasang (online computer
catalog) sering disebut dengan online public access catalogue (OPAC), adalah
bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumlah perpustakaan
tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan di berbagai jenis
perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan di
perpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling luwes (flexible) dan paling
mutakhir (Taylor 1992, 11).
Bentuk Fisik
Katalog
Horgan mengatakan bahwa bentuk katalog
yang digunakan di perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Perkembangan katalog perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya.
Sebelum katalog terpasang (online) muncul, telah dikenal berbagai bentuk
katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling umum digunakan ialah katalog
kartu. Sedangkan menurut Tylor, katalog perpustakaan yang ada pada saat ini
terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book
catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk mikro
(microform catalog), katalog komputer terpasang (online komputer
catalog).
- Katalog bentuk buku merupakan katalog yang tersusun dalam 1 buku. Disebut juga katalog tercetak dan merupakan bentuk katalog yang paling kuno. Katalog bentuk buku memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah digunakan, dapat di bawa ke mana-mana, dan digandakan dengan mudah. Kerugiannya adalah, sekali dijilid, maka katalog buku menjadi usang, karena tambahan buku tidak dapat disisipkan ke entri yang sudah ada.
- Katalog Berkas atau album dalam bahasa inggris disebut sheaf catalogue merupakan kumpulan kartu yang dijilid menjadi satu menjadi buku atau album.Keuntungannya adalah mudah digunakan, pengguna dapat menggunakan katalog berkas yang berbeda-beda. Sedangkan kerugiannya adalah sekali adanya penambahan harus membongkar berkas, cenderung mudah hilang karena bentuknya lebih kecil dari pada katalog buku.
- Katalog Kartu adalah Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi bibliografisnya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Keuntungan katalog berbentuk kartu ialah bersifat praktis, sehingga setiap kali penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang ada. Kelemahannya adalah satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pemustaka sering harus antri menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang sama.
- Katalog Cetak merupakan proses Setelah uraian-uraian katalog disusun menurut system tertentu, kemudian dicetak menjadi semacam bibliografi sebanyak yang diperlukan. Kelebihan bentuk ini ialah katalog dapat diperbanyak dan dibawa kemana-mana. Tetapi kelemahannya tidak dapat menerima entri-entri baru.
- Katalog COM (Computer Output Microform) dibuat pada salah satu bentuk microfilm atau microfishe. Katalog dalam bentuk mikro ini relative lebih murah jika dibandingkan dengan katalog dalam bentuk buku, dan terbukti bahwa biaya pemeliharaannya lebih murah daripada katalog kartu. Disisi lain, banyak pelanggan menemukan versi microfiche yang tidak menyenangkan digunakan. (Taylor, 1992 dalam Hasugian, 2009).
- Katalog CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory) adalah katalog yang dikemas dalam bentuk CD dan dioperasikan dengan menggunakan komputer.
- OPAC (Online Public Access Catalog) adalah Katalog yang tersimpan di komputer, dapat diakses dari berbagai titik atau lokasi selama titik/lokasi tersebut tergabung dalam jaringan internet. Menurut Hermanto (2007) OPAC banyak di gunakan pada berbagai perpustakaan karena memiliki berbagai keuntungan diantaranya :
- Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
- Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu
- Jajaran tertentu tidak perlu di-file
- Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai pendekatan sekaligus
- Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas
Fungsi Katalog
Charles Ammi Cutter menyebutkan tiga fungsi katalog yaitu :
-
Memungkinkan seseorang
menemukan sebuah buku yang diketahui dari pengarang, judul atau subyeknya.
-
Menunjukkan apa
yang dimiliki suatu perpustakaan oleh pengarang tertentu, pada subyek tertentu,
dalam jenis literatur tertentu.
-
Membantu dalam
pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya (bentuk sastra
atau berdasarkan topik)
Fungsi tersebut dikemukakan oleh
Cutter lebih dari 100 tahun yang lalu, namun sampai saat ini masih sangat
relevan tentunya dengan beberapa penyesuaian seperti istilah buku sebaiknya
diganti dengan istilah koleksi. Sedangkan untuk katalog induk mempunyai fungsi
tambahan antara lain mempermudah penyalinan katalog (copy cataloguing),
mendukung pengawasan bibliografi (bibliographic control), dan menopang silang
layan (inter library loan).
Qalyubi dkk (2007)
menyebutkan fungsi katalog adalah sebagai berikut :
a.
Mencatat karya
seseorang pada tajuk yang sama.
b.
Menyusun entri
pengarang secara tepat sehingga semua karya seseorang berada pada tajuk yang
sama.
c.
Mencatat semua judul
bahan pustaka yang dimiliki suatu perpustakaan.
d.
Menunjukkan rujukan
silang (cross reference) dari beberapa istilah atau nama-nama yang sama
yang digunakan sebagai tajuk.
e.
Memberikan petunjuk
letak/lokasi bahan pustaka yang disusun pada perpustakaan. memberikan uraian
tentang setiap karya yang dimiliki suatu perpustakaan sehingga pengguna
perpustakaan (user) dapat memperoleh informasi yang lengkap tentag
karya itu.
Katalog Manual (Katalog Dulu)
Gates menyatakan bahwa, katalog perpustakaan
adalah suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu
perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit,
tahun terbit, bentuk fisik,subjek, ciri khas bahan dan tempatnya. Pendapat ini
menjelaskan apa yang menjad ientri dari suatu katalog. Katalog memuat informasi
deskriptif mengenai berbagai hal,seperti pengarang, judul, penerbit dan
sebagainya. Dengan perkataan lain, pada suatu katalog dicacat sejumlah
informasi bibliografis dari suatu dokumen atau bahan pustaka.Menurut Sulistyo
Basuki, katalog manual terdiri dari tiga jenis yaitu katalog kartu, katalog
buku, dan katalog berkas. Berikut adalah pengertian dari masing-masing katalog
manual tersebut.Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua
deskripsi bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 7.5 x 12.5 cm. Katalog kartu
disusun secara sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak
digunakan pada berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hingga saat ini.Katalog
buku adalah katalog tercetak atau katalog buku berbasis cetakan komputer. Pada
katalog buku terdapat sejumlah entri yang tercetak pada setiap halaman. Dengan
demikian katalog bentuk buku dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan.Katalog
berkas adalah kumpulan kertas atau kartu dalam bentuk selembar kertas berukuran
7.5 x 12.5 cm atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data katalog. Pada
bagian kiri diberi lubang, kemudian diikat atau dijilid. Pada bagian depan dan
belakang diberi karton tebal berfungsi sebagai pelindung. Setiap berkas dapat
membuat antara 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjilid kemudian
disusun menurut nomor berkas.
Katalog Online ( Katalog Kini )
Katalog komputer terpasang (online
computer catalog) sering disebut dengan online public access catalogue
(OPAC), adalah bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumlah
perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan di
berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah
digunakan di perpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling luwes( flexible)
dan paling mutakhir.Istilah baku untuk online public access catalogue
(OPAC) dalam bahasa Indonesia, hingga saat ini belum terumuskan dengan pasti.
Ada perpustakaan yang menyebutnya dengan istilah katalog online atau
katalog terpasang, dan ada juga yang tetap menyebutnya dengan OPAC. Selain itu,
ada juga perpustakaan yangmenyebutnya dengan Katalog Akses Umum Talian,
disingkat KAUT.OPAC juga bisa diartikan sebagai suatu pangkalan data
koleksi perpustakaan tertentu. OPAC menyediakan akses secara on line
tentang koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna dapat
melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata kunci sebagaimana
biasa dilakukan pada katalog normal. Melalui OPAC, pengguna dapat mengetahui
judul, subjek, eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan
Manfaat Katalog Dulu
dan Kini
1. Katalog Dulu atau
Katalog Manual
a. Praktis, sehingga setiap kali penambahan buku
baru diperpustakaan tidak akan menimbulkan masalah, karena entri baru dapat
disisipkan pada jajaran kartu yang ada
b. Tidak dipengaruhi faktor luar, misalnya
terputusnya aliran listrik
c. Kemungkinan rusak sangat kecil terkecuali jika
perpustakaan terbakar
d. Dapat dicetak sesuai dengan kebutuhan
e. Dapat diletakkan pada berbagai tempat
f. Mudah disebarluaskan ke perpustakaan lain
g. Entri pada katalog berbentuk buku dapat
ditemukan dengan cepat
h. Mudah menyimpannya
i. Mudah menanganinya
2.
Katalog Kini atau Online
a. Cantuman bibliografi
pada OPAC dapat ditelusur dalam berbagai cara dan dapat ditampilkan pada berbagai bentuk format tampilan, sedangkan pada katalog kartu hal itu tidak
mungkin
b.
OPAC dapat memberi reaksi dan merespon
pengguna dalam suatu cara yang cerdas.
c.
Menghemat waktu
d. Dapat diakses melalui
terminal pada tempat yang berbeda dari dalam atau dari luar gedung
perpustakaan, melalui local area networks (LAN) dan wide area
networks (WAN)
e. Bantuan temu balik (retrieval
aids)
f.
Bantuan bahasa (linguistic
aids)
g.
Bantuan menjelajah (navigational
aids)
h.
Bantuan arti kata (semantic
aids)
Kesimpulan
Dari pembahasan
di atas dapat disimpulkan bahwa katalog pertama kali dipakai oleh tantara
angkatan laut amerika dan kemudian diadopsi oleh departemen keuangan hingga
saat ini secara luas digunakan di hampir semua Negara di dunia termasuk
Indonesia. Ketika perkembangan teknologi yang semakin cepat, perkembangan
katalog juga mengikuti sesuai perkembangan teknologi. Dilihat dari manfaat katalog didalam
perpustakaan itu sendiri bertujuan untuk memudahkan pemustaka (user) dalam
mencari koleksi buku-buku di perpustakaan.
Daftar Pustaka
- Shakkel
muhamad zayyan subekti. Sejarah katalogisasi. Diakses 11 Februari 2018. http://katalogisasi.blogspot.co.id/2010/11/sejarah-katalogisasi.html
- Nikiartha. 2013. Katalog Online. Diakses pada 12 Februari 2018. https://nikiartha.wordpress.com/2013/01/19/katalog-online/
- Donyprisma. (2009,April). Katalog Perpustakaan.Diakses 12 Februari 2018 https://donyprisma.wordpress.com/2012/06/30/katalog-perpustakaan/
- Nikiartha. 2013. Katalog Online. Diakses pada 12 Februari 2018. https://nikiartha.wordpress.com/2013/01/19/katalog-online/
- Donyprisma. (2009,April). Katalog Perpustakaan.Diakses 12 Februari 2018 https://donyprisma.wordpress.com/2012/06/30/katalog-perpustakaan/
Komentar
Posting Komentar